GMNI PROBOLINGGO
SAYANGKAN TINDAKAN APARAT TERHADAP PEGIAT LITERASI
PROBOLINGGO – GMNI Probolinggo sangat menyayangkan
tindakan penyitaan buku oleh aparat terhadap dua mahasiswa pegiat literasi Muntasir
Billah (24) dan Saiful Anwar (25) karena membawa buku kiri berbau komunis pada
hari Sabtu (27/07/2019) di Alun-alun Kraksaan kemarin.
Diketahui ada empat jenis buku yang disita, masing-masing
buku Dua Wajah Dipa Nusantara, Menempuh
Djalan Rakjat, D.N AIDIT Sebuah Biografi Ringkas dan buku Sukarno, Marxisme dan Leninisme.
Bagi GMNI penyitaan buku tersebut telah menodai
demokrasi negara kita dimana saat ini kita bukan berada di jaman orde baru
(orba) yang suasananya begitu memprihatinkan. Harusnya era reformasi ini
memberikan kebebasan pada warga negara untuk mempelajari sejarah pahlawan dan
sejarah bangsanya sendiri. ”Bagi kami tindakan aparat tidak seharusnya
dilakukan, karena mereka tidak menyebarkan paham komunisme,” kata Bung Mas’oed.
Disisi lain, kami sangat tersinggung dengan disitanya
buku the founding father, Sukarno,
Marxisme dan Leninisme karena buku itu tidak ada sangkut pautnya dengan
komunisme. GMNI sebagai organisasi mahasiswa yang berazaskan Marhaenisme ajaran
Sukarno telah puluhan tahun mempelari buku-buku kiri tapi tidak menganut ajaran
tersebut karena Komunisme telah pergi jauh dari bumi pertiwi ini sejak kejadian
1965.
Kami berharap kejadian konyol seperti kemarin tidak
terulang lagi, karena sejatinya buku adalah pintu semua ilmu pengetahuan untuk
tetap dipelajari dan dengan buku maka generasi bangsa akan lebih baik dari era
kemarin, “yah, semoga nanti tidak terulang lagi,” imbuhnya. (*)
0 komentar:
Posting Komentar