Senin, 29 Juli 2019

GMNI PROBOLINGGO SAYANGKAN TINDAKAN APARAT TERHADAP PEGIAT LITERASI


GMNI PROBOLINGGO SAYANGKAN TINDAKAN APARAT TERHADAP PEGIAT LITERASI



PROBOLINGGO – GMNI Probolinggo sangat menyayangkan tindakan penyitaan buku oleh aparat terhadap dua mahasiswa pegiat literasi Muntasir Billah (24) dan Saiful Anwar (25) karena membawa buku kiri berbau komunis pada hari Sabtu (27/07/2019) di Alun-alun Kraksaan kemarin.

Diketahui ada empat jenis buku yang disita, masing-masing buku Dua Wajah Dipa Nusantara, Menempuh Djalan Rakjat, D.N AIDIT Sebuah Biografi Ringkas dan buku Sukarno, Marxisme dan Leninisme.

Bagi GMNI penyitaan buku tersebut telah menodai demokrasi negara kita dimana saat ini kita bukan berada di jaman orde baru (orba) yang suasananya begitu memprihatinkan. Harusnya era reformasi ini memberikan kebebasan pada warga negara untuk mempelajari sejarah pahlawan dan sejarah bangsanya sendiri. ”Bagi kami tindakan aparat tidak seharusnya dilakukan, karena mereka tidak menyebarkan paham komunisme,” kata Bung Mas’oed.

Disisi lain, kami sangat tersinggung dengan disitanya buku the founding father, Sukarno, Marxisme dan Leninisme karena buku itu tidak ada sangkut pautnya dengan komunisme. GMNI sebagai organisasi mahasiswa yang berazaskan Marhaenisme ajaran Sukarno telah puluhan tahun mempelari buku-buku kiri tapi tidak menganut ajaran tersebut karena Komunisme telah pergi jauh dari bumi pertiwi ini sejak kejadian 1965.

Kami berharap kejadian konyol seperti kemarin tidak terulang lagi, karena sejatinya buku adalah pintu semua ilmu pengetahuan untuk tetap dipelajari dan dengan buku maka generasi bangsa akan lebih baik dari era kemarin, “yah, semoga nanti tidak terulang lagi,” imbuhnya. (*)



share to whatsapp

0 komentar:

Posting Komentar