Minggu, 27 Oktober 2019

Gelar KTD, GMNI Probolinggo Siapkan Kader Cegah Radikalisme Masuk Kampus

Gelar KTD, GMNI Probolinggo Siapkan Kader Cegah Radikalisme Masuk Kampus


PROBOLINGGO-DPC GMNI PROBOLINGGO, Proses kaderisasi merupakan tombak sebuah organisasi untuk mewujudkan militansi kadernya. Melalui Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD), DPC GMNI Probolinggo tekankan aktualisasi ajaran Marhaenisme dalam segala sendi kehidupan.

KTD tersebut dilaksanakan pada Jumat sampai Minggu (25-27/10) di Agrowisata Universitas Panca Marga Desa Sumberbendo Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.


Diikuti puluhan anggota, KTD selama tiga hari itu bertemakan "Aktualisasi Marhaenisme Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara". Tak hanya anggota dari mahasiswa Probolinggo, delegasi dari Malang pun juga ikuti KTD.


Menurut salah satu anggota DPC GMNI Probolinggo Riska Dayana, KTD kali ini menekankan implementasi ajaran Marhaenisme dalam semua sendi kehidupan. Marhaenisme merupakan salah satu jalan bagi Soekarno untuk mencapai Sosialisme Indonesia.


"Dengan KTD kali ini, para kader diharapkan lebih siap dalam pengimplementasian ajaran Marhaenisme. Banyak tantangan yang harus dihadapi, persoalan radikalisme juga yang mulai menyasar perguruan tinggi,"jelasnya Minggu (27/10) saat menggelar penutupan KTD.


Baginya , KTD adalah Kewajiban yang Harus dilaksanakan GMNI sesuai AD/ART. Ia juga menegaskan pengusungan Tema Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) merupakan penegasan Kader sebagai ujung tombak perjuangan.



Sementara itu , Ketua PA GMNI Probolinggo Sukardi Mitho menekankan para kader yang baru di KTD lebih siap dalam menjawab tantangan jaman. Tidak hanya bahaya radikalisme, namun diera tekonologi ancaman radikalisme justru semakin nyata.


"Kita tahu semakin canggih teknologi semakin besar peluang bagi siapapun terpapar radikalisme atau apapun ajaran-ajaran yang berupaya mengancam keberadaan Pancasila sebagai ideologi,"jelasnya.


Oleh karena itu, melalui KTD ini ia berpesan bagi mahasiswa yang sudah punya bekal menjadi agen proteksi terhadap ancaman tersebut khususnya ditingkat perguruan tinggi didaaerah seperti Probolinggo.


Bahkan secara khusus Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya mengucapkan apresiasi atas terselenggaranya KTD oleh DPC GMNI Probolinggo.


"Mahasiswa sebagai asset bangsa, diharap memberi partisipasi dalam membangun bangsa. Selamat dan sukses atas diselenggarakannya KTD GMNI Probolinggo,"ucapnya dalam video vlognya.


Dalam kesempatan tersebut, Civitas akademika Universitas Panca Marga juga turut hadir diantaranya Dr. Totok Sugiharto dan Bachtiar yang merupakan alumni GMNI. Termasuk Ketua DPD GMNI Jatim Nabrisi Rohid beserta anggota.(Drw/Drw)

Senin, 21 Oktober 2019

KEIKHLASAN AIR (Catatan sebuah perjalanan hati)

KEIKHLASAN AIR
(Catatan sebuah perjalanan hati)
Oleh: Sukardi Mitho



Berceritalah suatu hari, seorang kakek tua kepada cucunya; "Nak, coba lihat, apa yang membuat gedung di seberang jalan itu terlihat kuat dan megah?"

Sang cucupun menjawab dengan mantap. "Bahan-bahan bangunannya bagus dan pilihan, kek. Batunya, batu gunung, pasirnya bagus, semennya banyak dan berkualitas, catnya import, perancang gedungnya berpengalaman dan asesoris-asesoris gedungnya semua dari luar negeri"

Lalu sambil tersenyum sang kakek mulai bercerita panjang. Sambil sesekali matanya menatap tajam gendung indah yang menjulang tinggi dan menjadi kebanggaan warga kota itu.

"Nak, yang kamu katakan itu semuanya adalah benar. Tetapi kamu lupa bahwa masih ada satu hal yang menjadikan gedung itu berdiri megah yang tidak kamu sebutkan. Yaitu, AIR. Tanpa air, gedung megah itu tak bisa diberdiri megah,"

 Namun air tak merasa perlu menampakkan diri dalam struktur bangunan gedung megah itu. Lain halnya dengan batu, pasir, semen, cat atau lainnya yang menampakkan diri dalam struktur bangunan gedung.

 Sehingga banyak orang memujinya. Dan air merelakan dirinya tak nampak dalam kemegahan gedung. Air merelakan dirinya hanya mengantarkan batu, pasir, semen, cat dan lainnya untuk bersatu menjadi struktur bangunan megah yang kemudian mendapatkan puja puji banyak orang.

"Nak, itulah air. Ia ikhlas dan tak perlu pujian. Bahkan saat hujan turun dari langit dan airnya menempel didinding gedungpun maka sang pemilik dengan cepat mengelapnya. Atau bahkan saat air menggenang disekitar gedung maka sang pemilik rela mengeluarkan banyak uang untuk menyedot dan membuang air itu diselokan,"

Padahal mungkin air sekedar ingin singgah sebentar untuk melampiaskan rasa kangennya pada batu, pasir, semen, cat yang telah mendapatkan pujian banyak orang itu. Dan itulah keikhlasan air yang mengajarkan kita tentang makna kehidupan.

Lalu, cepat-cepat sang kakek menyeka peluh keringat di keningnya yang mulai keriput karena panas matahari.

Sang cucu terdiam bisu. Hatinya berkecamuk beragam perasaan yang ia sendiri tak sepenuhnya paham. Lalu digandenglah tangan sang kakek untuk kemudian diajaknya kembali meneruskan perjalanan.

Probolinggo, 22 Oktober 2019

Selasa, 08 Oktober 2019

Perlawanan


Perlawanan

By : Yasinta Rizki Permatasari


Jalan-jalan dipenuh keramaian
Segala sumpah dituntut dengan demo besaran
Pada tiap serapah, tak mau wakil mengalah
Jabatan dan kekerasan beradu pukulan!

Alih-alih bahasa memadati stasiun televisi
Korban ditayangkan hanya alat pemerintahan
Selebihnya? yang hilang tanpa berita atau mati ditengah amukan para penguasa

O, yang berkuasa punya takhta!
Buat sengsara pada aturan tak bermakna

Pedagang di ujung gang bersitegang
Menjemput mimpi untuk menghidupi anak bini

Teriak dikit dianggap provokasi
Asap mengibar lucuti merah putih nan pudar

Massa tak berhenti menghadang hipokrisi
Punya jabatan, tentu tak mempan pada aturan
Rakyat kecil? Semakin dibuat tersedu-sedan
Tak heran kemiskinan semakin dibiarkan

Biar kami berdiri di sini
Tak ada lagi hal yang menghalangi
Kami: rakyat Indonesia menentang!
Pada kehancuran segera mendatang!