SEJARAH
SINGKAT
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) lahir dari hasil proses peleburan 3 (tiga)
organisasi kemahasiswaan yang memiliki kesamaan azas yakni “Marhaenisme” ajaran Bung
Karno. Ketiga organisasi tersebut adalah:
organisasi kemahasiswaan yang memiliki kesamaan azas yakni “Marhaenisme” ajaran Bung
Karno. Ketiga organisasi tersebut adalah:
·
Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM) yang berpusat di
Jogjakarta
·
Gerakan Mahasiswa Merdeka yang berpusat di Surabaya
·
Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia
(GMDI) yang berpusat di Jakarta
Gagasan untuk proses peleburan ketiga organisasi mahasiswa
tersebut mulai muncul, ketika pada
awal bulan September 1953, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan
pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin Drs. Sjarief kepada Dewan
Pengurus baru yang diketuai oleh S.M. Hadiprabowo.
awal bulan September 1953, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan
pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin Drs. Sjarief kepada Dewan
Pengurus baru yang diketuai oleh S.M. Hadiprabowo.
Dalam rapat pengurus GMDI yang
diselenggarakan di Gedung Proklamasi, Jalan
Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus keinginan untuk melakukan fusi terhadap ketiga organisasi
yang se-azas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan kepada pimpinan kedua
organisasi yang lain, dan ternyata mendapat respon positif.
Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus keinginan untuk melakukan fusi terhadap ketiga organisasi
yang se-azas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan kepada pimpinan kedua
organisasi yang lain, dan ternyata mendapat respon positif.
Sebagai tindak lanjut, maka
dilakukanlah beberapa pertemuan antara ketiga pimpinan
organisasi mahasiswa tersebut, hingga tercapailah kesepakatan pada pertemuan berikut yang
dilakukan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Bapak. Soediro), di Jalan Taman Suropati,
akhirnya dicapai beberapa kesepakatan antara lain: ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi
wadah (organisasi) bersama hasil peleburan tiga organisasi, berazaskan Marhaenisme Ajaran
Bung Karno sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di Surabaya.
Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan ini antara lain: Dari Gerakan
Mahasiswa Merdeka (1. Slamet Djajawidjaja, 2. Slamet Rahardjo, 3. Heruman), Dari Gerakan
Mahasiswa Marhaenis (1. Wahyu Widodo, 2. Subagio Masrukin, 3. Sri Sumantri Marto
Suwignyo), Dari Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (1. S.M. Hadiprabowo, 2. Djawadi
Hadipradoko, 3. Sulomo).
organisasi mahasiswa tersebut, hingga tercapailah kesepakatan pada pertemuan berikut yang
dilakukan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Bapak. Soediro), di Jalan Taman Suropati,
akhirnya dicapai beberapa kesepakatan antara lain: ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi
wadah (organisasi) bersama hasil peleburan tiga organisasi, berazaskan Marhaenisme Ajaran
Bung Karno sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di Surabaya.
Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan ini antara lain: Dari Gerakan
Mahasiswa Merdeka (1. Slamet Djajawidjaja, 2. Slamet Rahardjo, 3. Heruman), Dari Gerakan
Mahasiswa Marhaenis (1. Wahyu Widodo, 2. Subagio Masrukin, 3. Sri Sumantri Marto
Suwignyo), Dari Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (1. S.M. Hadiprabowo, 2. Djawadi
Hadipradoko, 3. Sulomo).
KONGRES
I
Dengan dukungan dari Bung Karno pada
tanggal 23 Maret 1954 dilangsungkan Kongres I
GMNI di Surabaya. Momentum inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi (Dies Natalis)
GMNI. Hasil daripada Kongres I adalah pengesahan nama GMNI sebagai hasil fusi ketiga
organisasi. Penetapan pimpinan nasional GMNI dengan M. Hadiprabowo sebagai Ketua Umum.
GMNI di Surabaya. Momentum inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi (Dies Natalis)
GMNI. Hasil daripada Kongres I adalah pengesahan nama GMNI sebagai hasil fusi ketiga
organisasi. Penetapan pimpinan nasional GMNI dengan M. Hadiprabowo sebagai Ketua Umum.
KONGRES II
Dilaksanakan di Bandung pada tahun
1956 dengan hasil sebagai berikut:
Konsolidasi internal organisasi, meningkatkan kualitas GMNI dengan mendirikan cabang-cabang
baru di seluruh wilayah NKRI sebagai Ketua Umum DPP GMNI tetap M. Hadiprabowo.
Konsolidasi internal organisasi, meningkatkan kualitas GMNI dengan mendirikan cabang-cabang
baru di seluruh wilayah NKRI sebagai Ketua Umum DPP GMNI tetap M. Hadiprabowo.
KONGRES III
Dilaksanakan di Malang pada tahun
1959 dengan hasil sebagai berikut:
Evaluasi pesatnya perkembangan cabang-cabang GMNI di Jawa, Sumatra, dan wilayah-wilayah
lain. Pengembangan cabang-cabang baru GMNI di seluruh Kabupaten / Kota yang ada perguruan
tingginya. Perubahan manajemen organisasi dari bentuk DPP menjadi Presidium. Ketua Presidium
adalah M. Hadiprabowo.
Evaluasi pesatnya perkembangan cabang-cabang GMNI di Jawa, Sumatra, dan wilayah-wilayah
lain. Pengembangan cabang-cabang baru GMNI di seluruh Kabupaten / Kota yang ada perguruan
tingginya. Perubahan manajemen organisasi dari bentuk DPP menjadi Presidium. Ketua Presidium
adalah M. Hadiprabowo.
Konferensi Besar GMNI di Kaliurang
tahun 1959 Bung Karno memberikan pidato
sambutan dengan judul “Hilangkan Sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa !”. Diteguhkannya
kembali Marhaenisme sebagai asas perjuangan organisasi.
sambutan dengan judul “Hilangkan Sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa !”. Diteguhkannya
kembali Marhaenisme sebagai asas perjuangan organisasi.
KONGRES IV
Digelar tahun 1962 di Jogjakarta,
dengan hasilnya:
Peneguhan eksistensi organisasi dalam realitas sosial politik
dan masalah kemasyarakatan.
Kepengurusan Presidium antara lain: Bambang Kusnohadi (ketua), Karjono (sekjen), John
Lumingkewas, Waluyo, Sutamto Digjosupato, Lusian Pahala Hutagaul, dll.
Kepengurusan Presidium antara lain: Bambang Kusnohadi (ketua), Karjono (sekjen), John
Lumingkewas, Waluyo, Sutamto Digjosupato, Lusian Pahala Hutagaul, dll.
Konferensi Besar di Jakarta 1963 Bung
Karno memberikan amanat yang pada intinya
meminta GMNI untuk lebih menegaskan ideologi Marhaenismenya. Konferensi Besar di
Pontianak 1965
meminta GMNI untuk lebih menegaskan ideologi Marhaenismenya. Konferensi Besar di
Pontianak 1965
Kongres V direncanakan berlangsung di
Jakarta, tetapi batal akibat adanya GESTOK.
Untuk itu konsolidasi organisasi dipindahkan ke Pontianak melalui forum Konferensi Besar,
dengan hasil menetapkan kerangka program perjuangan dan program aksi bagi pengabdian
masyarakat.
Untuk itu konsolidasi organisasi dipindahkan ke Pontianak melalui forum Konferensi Besar,
dengan hasil menetapkan kerangka program perjuangan dan program aksi bagi pengabdian
masyarakat.
KONGRES V
Berlangsung tahun 1969 di Salatiga.
Terjadi perdebatan sengit di dalam Kongres akibat
infiltrasi dari rezim penguasa Orde Baru. Hasilnya: mengesahkan kepemimpinan nasional GMNI
berupa DPP dengan Ketua Umum Soeryadi dan Sekjen Budi Hardjono.
infiltrasi dari rezim penguasa Orde Baru. Hasilnya: mengesahkan kepemimpinan nasional GMNI
berupa DPP dengan Ketua Umum Soeryadi dan Sekjen Budi Hardjono.
KONGRES VI
Dilaksanakan tahun 1976 di Ragunan
Jakarta dengan tema pengukuhan kembali
independensi GMNI serta persatuan dan kesatuan dan sekaligus konsolidasi organisasi. Hasil
Kongres ini adalah :
independensi GMNI serta persatuan dan kesatuan dan sekaligus konsolidasi organisasi. Hasil
Kongres ini adalah :
- Penyatuan faksi-faksi yang ada di
GMNI
- Rekonsiliasi dengan powersharing untuk mengisi
struktur kepemimpinan nasional
- Pernyataan independensi GMNI
Pimpinan nasional berbentuk Presidium dengan kepengurusan sebagai
berikut: Sudaryanto,
Daryatmo Mardiyanto, Karyanto, Wisnu Subroto, Hadi Siswanto, Rashandi Rasjad, Teuku Jamli,
Viktor S Alagan, Alwi F. AS, Emmah Mukaromah, Agung Kapakisar, Sunardi GM, Semedi.
Daryatmo Mardiyanto, Karyanto, Wisnu Subroto, Hadi Siswanto, Rashandi Rasjad, Teuku Jamli,
Viktor S Alagan, Alwi F. AS, Emmah Mukaromah, Agung Kapakisar, Sunardi GM, Semedi.
KONGRES VII
Dilaksanakan di Medan tahun 1979, hasilnya adalah:
- Konsolidasi organisasi dan konsolidasi ideologi secara
optimal
- Marhaenisme sebagai asas organisasi tidak boleh diubah
- Penegasan independensi GMNI
- Pengurus Presidium : Sutoro SB (Sekjen), Daryatmo
Mardiyanto, Lukman Hakim, Sudaryanto, Kristiya Kartika,
Karyanto Wirosuhardjo.
KONGRES VIII
Berlangsung tahun 1983 di Lembang,
Bandung dengan pengawalan ketat dari aparat
keamanan. Kepengurusan Presidium hasil Kongres ini adalah: Amir Sutoko (Sekjen), Suparlan,
Sudiman Kadir, Suhendar, Sirmadji Tjondropragola, Hari Fadillah, Rafael Lami Heruhariyoso,
Bismarck Panjaitan, Antonius Wantoro.
keamanan. Kepengurusan Presidium hasil Kongres ini adalah: Amir Sutoko (Sekjen), Suparlan,
Sudiman Kadir, Suhendar, Sirmadji Tjondropragola, Hari Fadillah, Rafael Lami Heruhariyoso,
Bismarck Panjaitan, Antonius Wantoro.
KONGRES IX
Berlangsung di Samarinda tahun 1986.
Kepengurusan Presidium hasil Kongres ini adalah:
Kristiya Kartika (Ketua), Hairul Malik (Sekjen), Sudirman Kadir, Sunggul Sirait, Agus Edi
Santoso, I Nyoman Wibano, Suparlan, Adin Rukandi, Gerson Manurib.
Kristiya Kartika (Ketua), Hairul Malik (Sekjen), Sudirman Kadir, Sunggul Sirait, Agus Edi
Santoso, I Nyoman Wibano, Suparlan, Adin Rukandi, Gerson Manurib.
KONGRES X
Berlangsung di Salatiga tahun 1989.
Kepengurusan Presidium hasil Kongres ini adalah:
Kristiya Kartika (Ketua), Heri Wardono (Sekjen), Agus Edi Santoso, Hendro S. Yahman, Sunggul
Sirait, Ananta Wahana, Jhon A. Purba, Silvester Mbete, Hendrik Sepang.
Kristiya Kartika (Ketua), Heri Wardono (Sekjen), Agus Edi Santoso, Hendro S. Yahman, Sunggul
Sirait, Ananta Wahana, Jhon A. Purba, Silvester Mbete, Hendrik Sepang.
KONGRES XI
Dilaksanakan tahun 1992 di Malang,
hasilnya adalah sebagai berikut:
Adanya format baru hubungan antara kader GMNI yang tidak boleh lagi bersifat formal
institusional, tetapi diganti jadi bentuk hubungan personal fungsional.
Kepengurusan Presidium adalah: Heri Wardono (Ketua), Samsul Hadi (Sekjen), Idham
Samudra Bei, Teki Priyanto, Yayat T. Sumitra, Rosani Projo, Yori Rawung, Herdiyanto,
Firmansyah.
Adanya format baru hubungan antara kader GMNI yang tidak boleh lagi bersifat formal
institusional, tetapi diganti jadi bentuk hubungan personal fungsional.
Kepengurusan Presidium adalah: Heri Wardono (Ketua), Samsul Hadi (Sekjen), Idham
Samudra Bei, Teki Priyanto, Yayat T. Sumitra, Rosani Projo, Yori Rawung, Herdiyanto,
Firmansyah.
KONGRES XII
Diadakan di Denpasar tahun 1996.
Hasilnya adalah:
Perubahan pembukaan Anggaran Dasar dengan memasukkan klausul “Sosialis
Religius”,“Nasionalis Religius”, dan “Progresive Revolusioner”. Menolak calon tunggal
presiden RI, penghapusan program penataran P4, reformasi politik ekonomi RI.
Kepengurusan Presidium terdiri dari: Ayi Vivananda (Ketua), A. Baskara (Sekjen), Agus
Sudjiatmiko, Abidin Fikri, Arif Wibowo, IGN Alit Kelakan, Deddy Hermawan, Sahala PL Tobing,
Rudita Hartono, Hiranimus Abi, Yudi Ardiwilaga, Viktus Murin.
Perubahan pembukaan Anggaran Dasar dengan memasukkan klausul “Sosialis
Religius”,“Nasionalis Religius”, dan “Progresive Revolusioner”. Menolak calon tunggal
presiden RI, penghapusan program penataran P4, reformasi politik ekonomi RI.
Kepengurusan Presidium terdiri dari: Ayi Vivananda (Ketua), A. Baskara (Sekjen), Agus
Sudjiatmiko, Abidin Fikri, Arif Wibowo, IGN Alit Kelakan, Deddy Hermawan, Sahala PL Tobing,
Rudita Hartono, Hiranimus Abi, Yudi Ardiwilaga, Viktus Murin.
KONGRES XIII
Terjadi perpecahan dalam Kongres
XIII. Sebagian ada yang menyelenggarakan Kongres
di Kupang pada Oktober 1999. Sebagian lagi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Semarang
tahun 2001.
di Kupang pada Oktober 1999. Sebagian lagi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Semarang
tahun 2001.
Presidium hasil Kongres Kupang adalah:
Bambang Romada (Ketua), Viktus Murin
(Sekjen), Arif Fadilla, Aleidon Nainggolan, Haryanto Kiswo, Klementinus R. Sakri, Kristantyo
Wisnu Broto, Robby R F Repi, R.S. Hayadi, Renne Kembuan, Wahyuni Refi, Yusuf Blegur, Yori
Yapani.
(Sekjen), Arif Fadilla, Aleidon Nainggolan, Haryanto Kiswo, Klementinus R. Sakri, Kristantyo
Wisnu Broto, Robby R F Repi, R.S. Hayadi, Renne Kembuan, Wahyuni Refi, Yusuf Blegur, Yori
Yapani.
Sementara itu Presidium hasil Kongres
Luar Biasa di Semarang pada Februari 2001 adalah
sebagai berikut: Sony T. Danaparamita (Sekjen), Hatmadi, Sidik Dwi Nugroho, Sholi Saputra,
Endras Puji Yuwono, Purwanto, Susilo Eko Prayitno, Tonisong Ginting, Donny Tri Istiqomah,
Andre WP, Abdullah Sani, Bambang Nugroho, I Gede Budiatmika.
sebagai berikut: Sony T. Danaparamita (Sekjen), Hatmadi, Sidik Dwi Nugroho, Sholi Saputra,
Endras Puji Yuwono, Purwanto, Susilo Eko Prayitno, Tonisong Ginting, Donny Tri Istiqomah,
Andre WP, Abdullah Sani, Bambang Nugroho, I Gede Budiatmika.
KONGRES XIV
Kepengurusan hasil Kongres Kupang
meneruskan Kongres XIV di Manado dengan hasil
kepengurusan Presidium sebagai berikut: Wahyuni Refi (Ketua), Donny Lumingas (Sekjen),
Achmad Suhawi, Marchelino Paliama, Ade Reza Hariyadi, Hendrikus Ch Ata Palla, Yos Dapa
Bili, Hendri Alma Wijaya, Moch. Yasir Sani, Haryanto Kiswo, Jan Prince Permata, Eddy
Mujahidin, Ragil Khresnawati, Heard Runtuwene, Nyoman Ray.
Sementara itu kepengurusan hasil KLB Semarang meneruskan Kongres XIV di Medan,
dengan hasil kepengurusan sebagai berikut: Sonny T. Danaparamita (Sekjen), Andri, Dwi Putro
Ariswibowo, Erwin Endaryanta, Fitroh Nurwijoyo Legowo, Mangasih Tua Purba, Monang
Tambunan, Alvian Yusuf Feoh, Abdul Hafid.
kepengurusan Presidium sebagai berikut: Wahyuni Refi (Ketua), Donny Lumingas (Sekjen),
Achmad Suhawi, Marchelino Paliama, Ade Reza Hariyadi, Hendrikus Ch Ata Palla, Yos Dapa
Bili, Hendri Alma Wijaya, Moch. Yasir Sani, Haryanto Kiswo, Jan Prince Permata, Eddy
Mujahidin, Ragil Khresnawati, Heard Runtuwene, Nyoman Ray.
Sementara itu kepengurusan hasil KLB Semarang meneruskan Kongres XIV di Medan,
dengan hasil kepengurusan sebagai berikut: Sonny T. Danaparamita (Sekjen), Andri, Dwi Putro
Ariswibowo, Erwin Endaryanta, Fitroh Nurwijoyo Legowo, Mangasih Tua Purba, Monang
Tambunan, Alvian Yusuf Feoh, Abdul Hafid.
KONGRES XV (KONGRES PERSATUAN)
Dilaksanakan pada tahun 2006 di
Pangkal Pinang, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung,
dengan penyatuan dualisme kepengurusan yang ada di GMNI, hasilnya adalah sebagai berikut:
dengan penyatuan dualisme kepengurusan yang ada di GMNI, hasilnya adalah sebagai berikut:
- Penetapan AD/ART baru GMNI
- Penetapan silabus kaderisasi dan
GBPP GMNI
- Hasil kepengurusan Presidium
periode 2006-2008 adalah Deddy Rachmadi (Ketua),
Rendra Falentino Simbolon (Sekretaris
Jenderal).
Komite-Komite : Dihot Simarmata, Eko Sigit, Inyoman Sukataya,
Sapto, Hermanus
Tadon, Iwan Moniaga, Bobby Tobing, Ekber L. Watubun, Sri Utami, Syarizal Yusri,
Kalamudin, Hari Nazarudin, Imam Yahya, Deysi Marisit, Taufik Ramadhan, Hairul
Mumin, Refli Prima.
Tadon, Iwan Moniaga, Bobby Tobing, Ekber L. Watubun, Sri Utami, Syarizal Yusri,
Kalamudin, Hari Nazarudin, Imam Yahya, Deysi Marisit, Taufik Ramadhan, Hairul
Mumin, Refli Prima.
KONGRES XVI
Berlangsung di Wisma Kinasih Bogor
pada Desember 2008, hasilnya adalah:
Penyempurnaan AD/ART dan GBPP GMNI, Bentuk pimpinan nasional adalah Presidium dengan
Ketua Rendra Falentino Simbolon dan Sekretaris Jenderal Cokro Wibowo Sumarsono, Penegasan
sikap politik sebagai berikut:
Penyempurnaan AD/ART dan GBPP GMNI, Bentuk pimpinan nasional adalah Presidium dengan
Ketua Rendra Falentino Simbolon dan Sekretaris Jenderal Cokro Wibowo Sumarsono, Penegasan
sikap politik sebagai berikut:
- Pernyataan untuk kembali ke UUD
1945 yang asli
- Mendesak segera dilaksanakannya
Reforma Agraria
- Menolak hutang luar negeri dalam
bentuk apapun
- Cabut UU Badan Hukum Pendidikan, UU Pornografi dan
Pornoaksi serta UU
Penanaman Modal
Penanaman Modal
- Nasionalisasi sepenuhnya aset-aset yang
menyangkut hajat hidup orang banyak sesuai
dengan amanat UUD 1945.
Kepengurusan Presidium periode
2008-2011 : Rendra Falentino Simbolon (Ketua), Cokro
Wibowo Sumarsono (Sekretaris jenderal). Komite-Komite : Ekber L. Watubun (Komite
Organisasi), Tengku Ruly Fachrialsyah (Komite Politik), Robby Sirait (Komite Litbang), Rizky
Alfarisi Siregar (Komite Kaderisasi), Bambang Wijaksono (Komite hubungan Luar), Husnul
Hidayat (Komite Agiprop), Muhamad (Komite Advokasi), Heny Lestari (Komite Sarinah), Taufik
Ramadhan (Komite Pengorganisasian lintas Sektoral), Musriat Hidayat (Komite Pengorganisasian
Sumberdaya Pendukung Gerakan), Sugeng Tri Handoko (Komite Pengorganisasian Pelajar dan
Mahasiswa).
Wibowo Sumarsono (Sekretaris jenderal). Komite-Komite : Ekber L. Watubun (Komite
Organisasi), Tengku Ruly Fachrialsyah (Komite Politik), Robby Sirait (Komite Litbang), Rizky
Alfarisi Siregar (Komite Kaderisasi), Bambang Wijaksono (Komite hubungan Luar), Husnul
Hidayat (Komite Agiprop), Muhamad (Komite Advokasi), Heny Lestari (Komite Sarinah), Taufik
Ramadhan (Komite Pengorganisasian lintas Sektoral), Musriat Hidayat (Komite Pengorganisasian
Sumberdaya Pendukung Gerakan), Sugeng Tri Handoko (Komite Pengorganisasian Pelajar dan
Mahasiswa).
KONGRES XVII
Kongres XVII dilaksanakan pada
tanggal 21 - 28 Maret 2011 di Balikpapan, Kalimantan
Timur, Kongres tersebut dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Andy Malaranggeng dan
dihadiri oleh PPPA GMNI dan beberapa tokoh nasional untuk memberikan sambutan dan ceramah
bagi peserta Kongres XVII, diantaranya : Dr. Soekarwo (Gubernur Jatim), Drs. Awang Farouk
(Gubernur Kaltim), Drs Achmad Basarah (DPR RI), Walikota Balikpapan, Staf Kementrian
Pertahanan RI, Prabowo Subianto, Surya Paloh dll.
Timur, Kongres tersebut dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Andy Malaranggeng dan
dihadiri oleh PPPA GMNI dan beberapa tokoh nasional untuk memberikan sambutan dan ceramah
bagi peserta Kongres XVII, diantaranya : Dr. Soekarwo (Gubernur Jatim), Drs. Awang Farouk
(Gubernur Kaltim), Drs Achmad Basarah (DPR RI), Walikota Balikpapan, Staf Kementrian
Pertahanan RI, Prabowo Subianto, Surya Paloh dll.
Proses dialektika dan dinamika dalam
forum Kongres XVII sangatlah demokratis,
sehingga menegaskan kepada kepemimpinan Presidium berikut untuk melakukan pembenahan
terhadap sistem keorganisasian, diantaranya penyeragaman sistem administrasi organisasi secara
struktural, penyempurnaan silabus kaderisasi dan pembentukan cabang-cabang baru secara
nasional.
sehingga menegaskan kepada kepemimpinan Presidium berikut untuk melakukan pembenahan
terhadap sistem keorganisasian, diantaranya penyeragaman sistem administrasi organisasi secara
struktural, penyempurnaan silabus kaderisasi dan pembentukan cabang-cabang baru secara
nasional.
Kepengurusan Presidium hasil Kongres
XVII adalah sebagai berikut : Twedy Noviady
Ginting (Ketua/Sumedang), Syaiful Anam (Sekjend/Pamekasan), Wilhelmus W Hadir (Ende),
Markus L Wantania (Manado), Heri Bernad (Purwokerto), Elvis Z Watubun (Ambon), Edy Wijaya
(Medan), Hariyadi (Bogor), Iman Munandar (Pekanbaru), Fereddy (Balikpapan), Faradian Ardiani
(Malang Raya), Aren Frima (Lubuk Linggau), dan Asef Saefullah (Cirebon).
Ginting (Ketua/Sumedang), Syaiful Anam (Sekjend/Pamekasan), Wilhelmus W Hadir (Ende),
Markus L Wantania (Manado), Heri Bernad (Purwokerto), Elvis Z Watubun (Ambon), Edy Wijaya
(Medan), Hariyadi (Bogor), Iman Munandar (Pekanbaru), Fereddy (Balikpapan), Faradian Ardiani
(Malang Raya), Aren Frima (Lubuk Linggau), dan Asef Saefullah (Cirebon).
KONGRES XVIII
Kongres XVIII dilaksanakan pada
tanggal 1 - 6 Juni 2013 di kota Blitar Provinsi Jawa
Timur. Kongres XVIII dibuka oleh Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum PP PA GMNI,
Dr. H. Soekarwo, SH, M.Hum.
Timur. Kongres XVIII dibuka oleh Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum PP PA GMNI,
Dr. H. Soekarwo, SH, M.Hum.
Kongres XVIII merupakan kongres yang
penyelengaraannya sangat berbeda dengan
kongres-kongres sebelumnya. Dalam kongres ini, seluruh elemen masyarakat Blitar dilibatkan
mulai dari akomodasi hingga keamanan untuk memastikan keseluruhan rangkaian acara dapat
berjalan sesuai rencana. Para peserta kongres menginap di rumah warga, sementara itu kegiatan
kongres berlangsung di area Istana Gebang Kota Blitar. Oleh karenanya, Kongres XVIII GMNI di
Blitar disebut sebagai Kongres Kerakyatan.
kongres-kongres sebelumnya. Dalam kongres ini, seluruh elemen masyarakat Blitar dilibatkan
mulai dari akomodasi hingga keamanan untuk memastikan keseluruhan rangkaian acara dapat
berjalan sesuai rencana. Para peserta kongres menginap di rumah warga, sementara itu kegiatan
kongres berlangsung di area Istana Gebang Kota Blitar. Oleh karenanya, Kongres XVIII GMNI di
Blitar disebut sebagai Kongres Kerakyatan.
Kongres XVIII berlangsung demokratis
dan dinamis yang menghasilkan beberapa
keputusan strategis baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kongres mengamanatkan
kepada kepemimpinan Presidium berikut untuk melanjutkan pembenahan terhadap sistem
keorganisasian, penetapan silabus kaderisasi, penetapan Garis-Garis Besar Pokok Perjuangan
GMNI, pembentukan cabang-cabang baru, dan penetapan sikap politik GMNI.
keputusan strategis baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kongres mengamanatkan
kepada kepemimpinan Presidium berikut untuk melanjutkan pembenahan terhadap sistem
keorganisasian, penetapan silabus kaderisasi, penetapan Garis-Garis Besar Pokok Perjuangan
GMNI, pembentukan cabang-cabang baru, dan penetapan sikap politik GMNI.
Blitar, Bumi Bung Karno mengilhami lahirnya
kepemimpinan Presidium hasil Kongres
XVIII sebagai berikut : Twedy Noviady Ginting (Ketua/Sumedang), Bintar L. Pradipta
(Sekjend/Jogjakarta), Christine Th.C Walangarei (Manado), Raden Karno Balubun (Manokwari),
Wilhelmus W Hadir (Ende), Elvis Z Watubun (Ambon), Rofingatun Khasanah (Purwokerto),
Eviyanti Kumala Dewi Batubara (Batam), Manik Suryandaru (Semarang), Ibnu Abdillah
(Cirebon), Eva Manurung (Siantar), Yusrianto (Tangerang), Dedy Tri Rahmad (Denpasar), M.
Farid (Bekasi), Galih Andreanto (Sumedang). Badan-Badan : Pius Agustinus Bria (Kupang),
Rolando Parulian Tamba (Purwokerto).
XVIII sebagai berikut : Twedy Noviady Ginting (Ketua/Sumedang), Bintar L. Pradipta
(Sekjend/Jogjakarta), Christine Th.C Walangarei (Manado), Raden Karno Balubun (Manokwari),
Wilhelmus W Hadir (Ende), Elvis Z Watubun (Ambon), Rofingatun Khasanah (Purwokerto),
Eviyanti Kumala Dewi Batubara (Batam), Manik Suryandaru (Semarang), Ibnu Abdillah
(Cirebon), Eva Manurung (Siantar), Yusrianto (Tangerang), Dedy Tri Rahmad (Denpasar), M.
Farid (Bekasi), Galih Andreanto (Sumedang). Badan-Badan : Pius Agustinus Bria (Kupang),
Rolando Parulian Tamba (Purwokerto).
Seiring perjalanan waktu, dalam
rangka mensinergikan kerja-kerja organisasi, terjadi
perubahan komposisi kepengurusan Presidium menjadi sebagai berikut: Twedy Noviady Ginting
(Ketua/Sumedang), Bintar L. Pradipta (Sekjend/Jogjakarta), Christine Th.C Walangarei
(Manado), Raden Karno Balubun (Manokwari), Wilhelmus W Hadir (Ende), Elvis Z Watubun
(Ambon), Rofingatun Khasanah (Purwokerto), Eviyanti Kumala Dewi Batubara (Batam), Ibnu
Abdillah (Cirebon), Yusrianto (Tangerang), Dedy Tri Rahmad (Denpasar), Pius Agustinus Bria
(Kupang), Muhammad Derajad (Pasuruan), Hari Suhud (Garut), Amilan Hatta (Sumbawa).
perubahan komposisi kepengurusan Presidium menjadi sebagai berikut: Twedy Noviady Ginting
(Ketua/Sumedang), Bintar L. Pradipta (Sekjend/Jogjakarta), Christine Th.C Walangarei
(Manado), Raden Karno Balubun (Manokwari), Wilhelmus W Hadir (Ende), Elvis Z Watubun
(Ambon), Rofingatun Khasanah (Purwokerto), Eviyanti Kumala Dewi Batubara (Batam), Ibnu
Abdillah (Cirebon), Yusrianto (Tangerang), Dedy Tri Rahmad (Denpasar), Pius Agustinus Bria
(Kupang), Muhammad Derajad (Pasuruan), Hari Suhud (Garut), Amilan Hatta (Sumbawa).
Badan-Badan : Pius Agustinus Bria (Kupang/rangkap), Rolando
Parulian Tamba (Purwokerto),
Muhammad Derajad (Pasuruan/rangkap).
Muhammad Derajad (Pasuruan/rangkap).
KONGRES XIX
Kongres XIX yang diselenggarakan di
Maumere, Kabupaten Sikka Provinsi Nusa
Tenggara Timur , 5 -10 September Tahun 2015 dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri
RI, Tjahjo Kumolo. Hadir Ketua DPP PA GMNI, Drs Ahmad Basarah,MH bersama pengurus DPP
PA GMNI lainnya, yakni Dr.Andreas Hugo Pareira, MA, EvaK Sundari,Wahyuni Refi, Ugik
Kurniadi. Turut dihadiri Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang juga alumni GMNI
dan Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya (Alumni GMNI).
Tenggara Timur , 5 -10 September Tahun 2015 dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri
RI, Tjahjo Kumolo. Hadir Ketua DPP PA GMNI, Drs Ahmad Basarah,MH bersama pengurus DPP
PA GMNI lainnya, yakni Dr.Andreas Hugo Pareira, MA, EvaK Sundari,Wahyuni Refi, Ugik
Kurniadi. Turut dihadiri Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang juga alumni GMNI
dan Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya (Alumni GMNI).
Ditengah hiruk pikuk dinamika
organisasi, Kongres yang mengusung tema “Mewujudkan
Kedaulatan Maritim Indonesia Melalui Trisakti Bung Karno” berjalan secara demokratis
dengan semangat kekeluargaan selaku kaum Nasionalis. Sehingga, selain merumuskan strategi
pengembangan organisasi dan kaderisasi selama satu periode kepengurusan Forum Kongres XIX
mampu mengukir sejarah baru dalam setiap dinamika pergantian kepemimpinan di tingkat
Presidium GMNI. Buktinya, forum Kongres secara aklamasi melahirkan kepemimpinan Presidium
GMNI sebagai berikut :
Kedaulatan Maritim Indonesia Melalui Trisakti Bung Karno” berjalan secara demokratis
dengan semangat kekeluargaan selaku kaum Nasionalis. Sehingga, selain merumuskan strategi
pengembangan organisasi dan kaderisasi selama satu periode kepengurusan Forum Kongres XIX
mampu mengukir sejarah baru dalam setiap dinamika pergantian kepemimpinan di tingkat
Presidium GMNI. Buktinya, forum Kongres secara aklamasi melahirkan kepemimpinan Presidium
GMNI sebagai berikut :
Ketua Chrisman Damanik (Purwokerto),
Komite Kaderisasi dan Ideologi Ahmad
Tabroni(Sumedang), Komite Organisasi Remon Amtu (Ambon), Komite Politik, Keamanan Fariz
Rifqi Ihsan(Surabaya), Komite Reforma Agraria Desta Ardiyanto (Bogor),Komite Agitasi dan
Propaganda Makruf(Pamekasan), Komite Lintas Sektoral dan Hubungan Antar Lembaga
Jayadi(Sumbawa), Komite Kemaritiman Sitori Mendrofa (Gunung Sitoli Nias),
Komite Pergerakan Sarinah Wasanti(Balikpapan), Komite Hukum, HAM dan Perundangundangan Efniadyansah(Palembang), Komite Pendidikan dan Kebudayaan Widia Fattah Almis
(Pekan Baru),Komite Ekonomi, Koperasi dan Kewirausahaan Mochammad Enday Hidayat
(Lebak), Komite Pelajar, Mahasiswa dan Pemuda Herimanto Chiko(Sikka), Komite Sosial dan
Bencana Alam Ahmad Maskuri(Bengkulu), Komite Hubungan luar Negeri Ariel
Sharon(Bojonegoro), Sekretaris JenderalPius A Bria, S.E(Kupang), Bendahara Christin
Walangarei (Manado). Badan Kaderisasi Nasional Andy junianto(Medan),Badan Hukum dan
Advokasi Gerakan Ojak LBHA TI (Purwokerto), Badan Informasi,riset dan teknologi
Refiansah(Jakarta Pusat), Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Dwi Agus Setiawan
(Tegal).
Tabroni(Sumedang), Komite Organisasi Remon Amtu (Ambon), Komite Politik, Keamanan Fariz
Rifqi Ihsan(Surabaya), Komite Reforma Agraria Desta Ardiyanto (Bogor),Komite Agitasi dan
Propaganda Makruf(Pamekasan), Komite Lintas Sektoral dan Hubungan Antar Lembaga
Jayadi(Sumbawa), Komite Kemaritiman Sitori Mendrofa (Gunung Sitoli Nias),
Komite Pergerakan Sarinah Wasanti(Balikpapan), Komite Hukum, HAM dan Perundangundangan Efniadyansah(Palembang), Komite Pendidikan dan Kebudayaan Widia Fattah Almis
(Pekan Baru),Komite Ekonomi, Koperasi dan Kewirausahaan Mochammad Enday Hidayat
(Lebak), Komite Pelajar, Mahasiswa dan Pemuda Herimanto Chiko(Sikka), Komite Sosial dan
Bencana Alam Ahmad Maskuri(Bengkulu), Komite Hubungan luar Negeri Ariel
Sharon(Bojonegoro), Sekretaris JenderalPius A Bria, S.E(Kupang), Bendahara Christin
Walangarei (Manado). Badan Kaderisasi Nasional Andy junianto(Medan),Badan Hukum dan
Advokasi Gerakan Ojak LBHA TI (Purwokerto), Badan Informasi,riset dan teknologi
Refiansah(Jakarta Pusat), Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Dwi Agus Setiawan
(Tegal).
KONGRES XX
Kongres XX yang diselenggarakan di
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, 15 - 21
November Tahun 2017 dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo.
Hadir Ketua DPP PA GMNI, Dr. Ahmad Basarah, MH bersama pengurus DPP PA GMNI lainnya,
Turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pramono Anum, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Alumni GMNI), dan
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokanbey.
November Tahun 2017 dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo.
Hadir Ketua DPP PA GMNI, Dr. Ahmad Basarah, MH bersama pengurus DPP PA GMNI lainnya,
Turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pramono Anum, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Alumni GMNI), dan
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokanbey.
Ditengah dinamika organisasi, Kongres
yang mengusung tema ‘Meneguhkan Masa
Depan Indonesia, Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik’ berjalan secara demokratis dengan
semangat kekeluargaan selaku kaum Nasionalis. Sehingga, selain merumuskan strategi
pengembangan organisasi dan kaderisasi selama satu periode kepengurusan Forum Kongres XX
mampu mengukir sejarah baru dalam setiap dinamika pergantian kepemimpinan di tingkat
Presidium GMNI. Buktinya, forum Kongres secara aklamasi melahirkan kepemimpinan dengan
bentuk Dewan Pimpinan Pusat GMNI dengan Ketua Umum Robaytullah Kusuma Jaya (Malang
Raya) dan Sekretaris Jenderal Clance Teddy (Manado) serta di bantu oleh kepengurusan DPP
GMNI sebagai berikut :
Depan Indonesia, Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik’ berjalan secara demokratis dengan
semangat kekeluargaan selaku kaum Nasionalis. Sehingga, selain merumuskan strategi
pengembangan organisasi dan kaderisasi selama satu periode kepengurusan Forum Kongres XX
mampu mengukir sejarah baru dalam setiap dinamika pergantian kepemimpinan di tingkat
Presidium GMNI. Buktinya, forum Kongres secara aklamasi melahirkan kepemimpinan dengan
bentuk Dewan Pimpinan Pusat GMNI dengan Ketua Umum Robaytullah Kusuma Jaya (Malang
Raya) dan Sekretaris Jenderal Clance Teddy (Manado) serta di bantu oleh kepengurusan DPP
GMNI sebagai berikut :
Wakil Sekretaris Jenderal Internal :
Fatan Fahriady Oscha (Banjarmasin), Wakil Sekretaris
Jenderal Eksternal : Asra Arisah Pitra (Aceh Tengah), Bendahara : Ismah Winartono (Kuningan)
Ketua – Ketua Bidang DPP GMNI :
Jenderal Eksternal : Asra Arisah Pitra (Aceh Tengah), Bendahara : Ismah Winartono (Kuningan)
Ketua – Ketua Bidang DPP GMNI :
1. Organisasi : Imanuel Cahyadi Karo Karo (Sumedang), 2.
Politik dan Keamanan : Andi Junianto Barus
(Medan), 3. Kaderisasi & Ideologi : Arjuna Putra Aldino (Yogyakarta), 4.
Hukum, HAM & Per-UU-an :
Ari Arnando (Purwokerto), 5. Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan : Leonardus
Lian Liwun (Kupang), 6. Energi, SDA &
Lingkungan Hidup : Taufik Hidayat (Tanggerang Kota), 7. Hubungan Antar Lembaga : Marthinus kerlely (Ambon), 8.
Hubungan Internasional : Made Bryan Pasek
Mahararta (Banyuwangi), 9. Pariwisata dan Kebudayaan : Yoel Ulimpa (Sorong),
10. Informasi dan Komunikasi : Qomarudin
(Bangkalan), 11. Kesehatan, Sosial & BA : Yohana Maris Budianti (Jakarta Timur), 12. Reforma Agraria &
Tata Ruang : Mukhammad Hykal Shokat Ali
(Jember),
13. Kelautan & Perikanan : Alimun Nasrun (Ternate), 14. Mahasiswa &
Pelajar : Dede Saipuloh
Nugraha (Garut), 15. Buruh, Tani, Nelayan & TK : Sugeng Hariono (Lamongan),
16. Pembangunan Desa & PDT : Charles
Munte (Tanah Karo), 17. Pergerakan Sarinah & P. Anak : Dia Puspitasari (Surabaya), 18. Pendidikan &
Ristek : Putra Muhammad Azmi (Karawang), 19. Perindustrian dan perdagangan : Asuan Toni (Bengkulu),
20. Pembangunan Daerah Kepulauan dan
Perbatasan : Ricardo Loi (Nias Selatan). (ad/art)*
0 komentar:
Posting Komentar