MELARANG MEMBACA ADALAH KEMUNDURAN BESAR DI TENGAH KURANGNYA MINAT
BACA
Oleh : Mat rosit
Buku adalah jendela dunia dengan
membaca kita bisa pintar, Kontroversinya buku - buku kiri di beberapa kota
mulai dari kediri,vespa literasi di probolinggo dan gramedia Makassar oleh
oknum yang menyatakan ikatan cendikiawan muslim indonesia (ICMI).
Sebuah polemik literasi sedang
terjadi pada masyarakat kita. Topik kontroversial ini menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai kalangan.Hal ini menjadi
candu bagaimana masyarakat kita khususnya aparat kita masih terbayang- bayang
dengan PKI,meskipun organisasi ini telah dibubarkan.
Apa buktinya? Terjadi razia
terhadap buku-buku yang dianggap berpaham kiri di beberapa wilayah di indonesia.
Razia ini dilakukan oleh aparat TNI dan Polri sebagai penegak hukum bahkan
oknum yang menyatakan sebagai ICMI. Sehingga, ini menunjukkan bahwa
"Kiri" masih dan selalu disamakan dengan "Komunis" pada
masyarakat kita.
Padahal, keduanya adalah hal yang
sama sekali berbeda. Komunisme adalah bagian dari ideologi kiri, dan tidak
semua ideologi kiri itu komunis. Ada Social Democracy, Luxembourgism, ,
Democratic Socialism, dan berbagai ideologi lainnya. Cakupan istilah
"Kiri" itu sendiri begitu lebar, sampai muncul kritik sayap kiri
terhadap Komunisme.bagaimana kita bisa tau sejarah komunis di indonesia kejam,
kalau kita tidak membaca , mencari anak - anak muda yang suka membaca dan
menulis itu langka membaca kok dilarang.
Pelarangan buku adalah bentuk
paradoks di negara demokrasi karena memperlihatkan kesewenang-wenangan dalam
membatasi kebebasan berpikir, berpendapat, dan berekspresi.
Padahal semua itu dijamin oleh
prinsip-prinsip dasar demokrasi, bahkan secara tegas ditulis dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Melarang buku juga menjadi paradoks bagi kehidupan
bermedia di Indonesia yang lebih dari satu dekade terakhir telah
mengumandangkan dukungan terhadap kebebasan pers.
Pelarangan buku, di sisi lain, mengindikasikan
ambiguitas kebijakan penguasa. Alih-alih mengantisipasi polemik di masyarakat,
lewat tindakan pelarangan buku, pemerintah memperlihatkan praktik-praktik
primitif dalam mengontrol, mengarahkan, membatasi, bahkan memandulkan cara
berpikir masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar