Minggu, 08 Maret 2020

Menakar Kondisi dan Masa Depan Perempuan di Hari Perempuan Sedunia

Menakar Kondisi dan Masa Depan Perempuan di Hari Perempuan Sedunia

Oleh : Yasinta Rizki Permatasari


Hari ini Minggu, 8 Maret 2020 nerupakan Hari Perempuan Sedunia. Lalu, benarkah perempuan saat ini benar-benar mendapat tempat yang baik? Ataukah penghormatan pada perempuan terbatas oleh hari-hari saja???

Kondisi perempuan saat ini sungguh miris kemerdekaannya karena lingkungan yang mempengaruhi dirinya untuk lebih memfokuskan keindahan tubuhnya. Kecantikan rupanya sudah mulai mendarah daging dikepribadiannya, dari pada kemerdekakan jiwanya dan generasi kedepannya.

Padahal perempuan itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dan pertumbuhan generasinya, karena seorang laki-laki tidak akan pernah bisa menyamai perempuan dalam hal melahirkan keturunan berikutnya.

Perempuan adalah tiang negara, dimana mana, diseluruh penjuru dunia mereka semua itu membutuhkan sesosok perempuan, dimana perempuan yang mampu memberikan regenerasi untuk keberlanjutan hidup dinegaranya. Sesosok kehadirannya mampu memberikan motivasi untuk kemajuan sebuah negara diseluruh penjuru dunia ini, tanpanya tak akan ada dunia ini dan tak akan hidup hingga saat ini.

Namun, yang terjadi saat ini perempuan semakin digerus kepercayaan akan dirinya yang begitu berharga. Karena terjadinya doktrinisasi yang merendahkan perempuan dalam meningkatkan kecerdasan dalam bergerak dan berpikir kritis sebagaimana yang dikuasai kaum laki-laki saat ini.

Setiap perempuan yang mampu dalam hal itu pasti dilemahkan kepercayaannya agar mereka menjadi bungkam terhadap impiannya untuk memerdekakan jiwanya, agar perempuan ini hanya cukup memberikan keindahan tubuhnya dan kecantikan rupanya saja.

Riset membuktikan perempuan saat ini yang lebih memilih nikah di usia dini masih meningkat dari pada perempuan yang lebih memilih berpendidikan terlebih dahulu hingga tuntas, minimal 12 tahun batas waktu pendidikannya.

Datapun mebuktikan di Indonesia ada 15,66% pada tahun 2018 BPS Jumlah dari pernikahan dini tersebut. Dari data itu dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan untuk perempuan kurang dalam memberikan kepahaman agar bersemangat dan termotivasi agar dirinya menjadi perempuan yang mampu percaya diri dalam meningkatkan kercerdasan dalam bergerak dan berpikir kritis untuk kemanfaatan perjuangan atas dirinya.

Oleh karena itu pentingnya sosok perempuan yang percaya diri akan kemampuannya itu penting untuk dibenahi dalam pendidikannya. Sehingga perempuan-perempuan di seluruh penjuru dunia termotivasi dan bersemangat untuk Memerdekakan jiwanya, agr tidak hanya terfokus keindahan tubuhnya dan kwcantikan rupanya, tapi yang lebih penting adalah kemerdaan jiwanya.

Karena Ibaratnya Laki-laki dan perempuan itu adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya, jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali. Seperti kata Panglima Besar Revolusi kita Bung Karno. Maka dari situ dapat kita garis bawahi bahwa kemerdekaan negara juga bergantung pada kemerdekaan perempuannya. (yas/den)

share to whatsapp

0 komentar:

Posting Komentar