Rabu, 20 Mei 2020

Jas Merah!!! Sejarah singkat Hari Kebangkitan Nasional

Jas Merah!!! Sejarah singkat Hari Kebangkitan Nasional

Oleh : Yasinta Rizki Permatasari (Ketua DPC GMNI Probolinggo)



Bagi bangsa Indonesia, perjuangan bangsa tidak melulu melalui kedahsyatan senjata saja, namun perjuangan dalam bentuk pergerakan moral untuk mewujudkan persatuan bangsa yang merupakan titik balik perlawanan melawan penjajah. 

Pergerakan kecil diibaratkan sebagai kehidupan yang tumbuh menjadi pohon kesadaran yang menyebarkan benih-benih baru dan telah mengilhami rasa kebersamaan maupun rasa memiliki diantara para pribumi dan priyayi terhadap bangsa Indonesia.

Salah satu pergerakan yang kemudian menjadi inspirasi bagi perkumpulan lain adalah keprihatinan sekelompok priyayi yang bersekolah di Sekolah Dokter Jawa terhadap dunia pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Hindia Belanda. Di mana sekolah tidak mendidik anak anak pribumi Indonesia supaya menjadi orang yang berderajat tinggi, tidak untuk memelihara citacita kemanusiaan, untuk menjadi manusia dan bangsa yang sejajar dengan manusia dan bangsa di dunia lainnya.

Melainkan sebaliknya, pendidikan hanya mendidik pribumi sebagai pelayan yang patuh dan setia, menjadi alat dan kaki tangan penjajah, yang dapat bekerja hanya untuk kepentingan majikan semata-mata. 

Berawal dari keprihatinan ini maka mereka (yang dari kalangan kaum muda kisaran berumur 18-20 tahunan) sepakat membuat gebrakan baru dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk perkumpulan BOEDI OETOMO di gedung STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen)- tempat Sekolah Dokter Jawa yang telah ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Kedokteran.

Berdirinya BOEDI OETOMO 20 Mei 1908 yang kemudian oleh pemerintah, kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional disebut sebut sebagai ‘embrio’ dari sebuah organisasi modern yang menjiwai kebangkitan seluruh komponen bangsa untuk meneguhkan cita-cita bangsa Indonesia dari semangat juang dikalangan para pemuda saat itu. Hari Kebangkitan Nasional lahir dari semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Dalam perspektif sejarah, kehadiran BOEDI OETOMO bukan sekedar terbentuknya perkumpulan orang sekolahan saja tetapi bagaimana perkumpulan priyayi jawa sebagai kelompok intelektual pada masa itu berpikir bagaimana membangun Indonesia kedepannya, membangun kesadaran terhadap rasa nasionalisme, kesadaran terhadap kebangsaan yang harus dibangun supaya mereka sadar tentang rasa nasionalismenya.

Kebangkitan nasional harus dipahami dalam konteks zamannya sehingga makna yang tersirat dari ‘kebangkitan nasional’ harus memberi makna bagi kehidupan di zamannya, bahwa kebangkitan nasional di zaman sekarang harus dipahami sebagai momentum untuk melakukan berbagai macam perubahan untuk perbaikan kehidupan rakyat.

Indonesia harus menjadi sebuah negara kesejahteraan yang mendatangkan kemakmuran dan memberikan jaminan terbaik bagi rakyatnya. Momentum Kebangkitan Nasional menandai munculnya kesadaran kolektif di antara perbedaan komponen bangsa yang mewakili berbagai kelompok dengan berbagai latar belakang, baik etnis maupun profesi, agar terbentuk dalam pergerakan secara nasional untuk mewujudkan kemerdekaan.

Pergerakan ini menandakan agar terbentuk suatu perjuangan yang lebih progresif dengan munculnya diplomasi sebagai salah satu bentuk perjuangan di samping model konfrontasi yang telah lebih dahulu ada. 

Dengan begitu, kita peringati hari ini agar kita tidak lupa akan usaha sengaja dari kaum muda pada tahun 1908 yang berjuang merajut kepingan – kepingan ke-Indonesia-an menjadi satu kekuatan kebangkitan.


Nah, manakala sekarang ada masalah sudah sepatutnya kita generasi millennial membuka mata lebar-lebar bahwasanya masalah itu juga membangkitan kesadaran kita, bukan malah saling menyalahkan atau pun semakin menjatuhkan karena adanya perbedaan yag menjadikan nya masalah atau polemik tersebut. 

Oleh karena itu saran saya bagi kawan-kawan sebaya saya, “Sudah saatnya nilai rasa kebangsaan ini dirawat oleh kita para kaum millenials sebagai penerus NKRI nantinya, agar kita selalu siaga dalam perkembangan peradaban yang begitu pesat dalam menuntut kesiapan untuk melakukan penyelarasan, karena hal ini juga bisa menyusut ataupun tambah dan itu tergantung bagaimana kita merawat dan menjaganya.

Merdeka !!!

share to whatsapp

0 komentar:

Posting Komentar